Sebuah Puisi – Lisus Gagak

Semenjak Kucintai Kau, Serupa

Kacaunya kelu pada Gagat Rahina,

Sedalam pelukan di ujung bibir beraroma Cassia.

 

Apa yang lebih indah dari kota yang kau kenal

Sebagai Lutetia …

Adalah Kekacauan, Penjarahan, dan Perlawanan.

Adalah sapa hangat panji hitam, dengan api yang

Memiliki kehendak.

 

Demikianlah Kau,

Yang Kucintai sehabis Lisus Gagak

Menghampiri Mesranya Kematian.