Anggara di tepian Gahana, Ribuan kali mencoba untuk merasakan Kebiruan Kama. Lihat, di ujung hari itu, Ia mencoba melahap Api, Dengan Kebisuan. Aksanya jatuh dari Widura, Menuju Malam yang yang tak Lepas. Kandarpa di balik sekam.
Author: vrijeman
Sebuah Puisi – Kramakala
Anggara di tepian Gahana, Ribuan kali mencoba untuk merasakan Kebiruan Kama. Lihat, di ujung hari itu, Ia mencoba melahap Api, Dengan Kebisuan. Aksanya jatuh dari Widura, Menuju Malam yang yang tak Lepas. Kandarpa di balik sekam.
Sebuah Puisi – Kama
Anggara di tepian Gahana, Ribuan kali mencoba untuk merasakan Kebiruan Kama. Lihat, di ujung hari itu, Ia mencoba melahap Api, Dengan Kebisuan. Aksanya jatuh dari Widura, Menuju Malam yang yang tak Lepas. Kandarpa di balik sekam.
Mendalami Konsep ‘Sein-zum-Tode’ Heidegger: Kematian Eksistensial
Konsep ‘Sein-zum-Tode’ Heidegger: Kematian Eksistensial Martin Heidegger, seorang filsuf Jerman abad ke-20, dikenal karena kontribusinya yang besar terhadap fenomenologi dan eksistensialisme. Salah satu aspek sentral dalam pemikirannya adalah pandangan terhadap kematian sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan manusia. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi ide-ide Heidegger tentang kematian dan menganalisis pandangannya dari sudut pandang… Continue reading Mendalami Konsep ‘Sein-zum-Tode’ Heidegger: Kematian Eksistensial
Sebuah Puisi – Mandragini
Pernah sekali, Di batas terakhir Pranama, Kau sematkan berduwin pada kedua Mataku, Berputar mengelilingi lupa, Dan kau sabdakan Rasmi di telinga ini. Juwawahmu menawarkan Huraga berpeluk dan bergaul Dengan jalan berbunyi, Serta Prana dalam satu waktu. Tamisra mengelilingi kita, Hilang di bawah akar, Mandragini.