Sebuah Puisi – Nona Lyubov

Sedu sedan irama kidung Nona Lyubov Menyisakan Mangata di balik bukit dengan lereng tajam, Arahnya ke matahari. Ia katakan “Aku adalah Cinta Gulita.”   Berpikauan dengan tajam, syair merdu Kidung Nona Lyubov Dibuatnya jera Penyilap dalam Terungku, Walau terpenjara, senyumnya berkilau. Ia Tanyakan “Sebenarnya siapa Nona Lyubov ini?”   Suara Kosong mengiringi Kidung Nona Lyubov… Continue reading Sebuah Puisi – Nona Lyubov

Published
Categorized as Puisi Tagged

Sebuah Puisi – Malika

Malika, Izinkan aku tenggelam dalam merdunya bintang – bintang alam bayangmu. Menggenggam nafas, lantunan petang, tanpa akhir aku. Izinkan aku memanggilmu malam, Izinkan aku menyatu padu pada waktu, sucinya ketiadaan.   Malika, Siapa kamu, apa bulan di tengah abadinya kesejukan? Mengapa elok sekali, apa ada Tuhan, restumu! Siapa kamu, apa sebuah dosa ?   Malika,… Continue reading Sebuah Puisi – Malika

Published
Categorized as Puisi Tagged

Sebuah Puisi – Adalah Aku

Adalah Aku si Kemarau itu. Tiada lagi swara sebab rapah bibir Semanis Maru, Candrasa menembus galih sukmaku.   Tiada ufuk di balik sorot palung, Sudah limpung dan bingung. Tiada desir di dalam nipuna, Habis dinikmati bawana.   Adalah Aku ombak yang Ribuan tahun menari di balik Jenggala. Adalah Aku mangata sedalam Rindu sang Taksa.  

Published
Categorized as Puisi

Sebuah Puisi – Ratri

Di atas puing – puing waspamu, Ratri. Di balik Sangkrah Bambu yang menyelimuti Semerbak kisah – kisah Kulita. Di akhir perpisahan Kita.   Aromamu, sedalam kesadaran. Kasturi yang lupa pada praya.   Satu waktu, sebelum tak akan lagi jumpa, Aku titipkan Tamisra, Kelu Langit pada Samudera.   Aku adalah Arca, Rupa Sunyata.

Published
Categorized as Puisi Tagged

Sebuah Puisi – Lisus Gagak

Semenjak Kucintai Kau, Serupa Kacaunya kelu pada Gagat Rahina, Sedalam pelukan di ujung bibir beraroma Cassia.   Apa yang lebih indah dari kota yang kau kenal Sebagai Lutetia … Adalah Kekacauan, Penjarahan, dan Perlawanan. Adalah sapa hangat panji hitam, dengan api yang Memiliki kehendak.   Demikianlah Kau, Yang Kucintai sehabis Lisus Gagak Menghampiri Mesranya Kematian.

Published
Categorized as Puisi Tagged