Sebuah Puisi – Swanita

Di seberang arah mata angin Kaharsa, Separuh bisikan pada sedu – sedan Malini Yang Bermekaran di waktu Srawana. Berhias kidung – kidung Agni.   Ketetapan menawarkan Pramudita, Dengan kenduri, Budak Derita. Bulan tiada meyakini dirinya, Dan menjelma Kematian berpeluk Mesra.   Swanita, Samar melangkahi awan di bawah Samudera.

Published
Categorized as Puisi Tagged

Sebuah Puisi – Liris

Menyusuri Arutala, Bertelanjang Kaki, dan Kutemukan Sira Karam di Semenanjung Abilasa.   Keinginannya dikelilingi duka, Rona, dan Gelita.   Tagyana yang tak sampai, Usai sebelum liris di tepi. Waspa memenuhi samudera Pawestri.

Published
Categorized as Puisi Tagged

Sebuah Puisi – Sima

Aromamu Utpala, Gatramu selaras dengan Kamaratih, Angsana di alam Parama.   Tak Kuasa, Sima terjatuh Di antara dekap jurang wajahmu, Semanis bibirmu.   Sima melihat dirinya, Mati menuju Hyang Dumilah. Berselimut sepi, Bermandikan Rindu.  

Published
Categorized as Puisi Tagged

Sebuah Puisi – Lahir Sebagai Sepi

“Aku ingin terlahir menjadi sepi, yang tak mampu Mengungkapkan kata kepada bentala yang usang.”   “Sepi yang gemar melamun, tanpa tujuan, karena arah bukan Kepunyaanku.”   Arah yang sepi, tujuan yang mati, kematian yang mati sekali lagi, Dan sepi yang paling tidak mengerti dirinya.   Diri yang ringkih, Diri yang tak berujung sama sekali. Diri… Continue reading Sebuah Puisi – Lahir Sebagai Sepi

Published
Categorized as Puisi Tagged

Sebuah Puisi – Asmu

Anggara di tepian Gahana, Ribuan kali mencoba untuk merasakan Kebiruan Kama.   Lihat, di ujung hari itu, Ia mencoba melahap Api, Dengan Kebisuan.   Aksanya jatuh dari Widura, Menuju Malam yang yang tak Lepas.   Kandarpa di balik sekam.

Published
Categorized as Puisi Tagged