Anggara di tepian Gahana, Ribuan kali mencoba untuk merasakan Kebiruan Kama. Lihat, di ujung hari itu, Ia mencoba melahap Api, Dengan Kebisuan. Aksanya jatuh dari Widura, Menuju Malam yang yang tak Lepas. Kandarpa di balik sekam.
Tag: Puisi
Sebuah Puisi – Kama
Anggara di tepian Gahana, Ribuan kali mencoba untuk merasakan Kebiruan Kama. Lihat, di ujung hari itu, Ia mencoba melahap Api, Dengan Kebisuan. Aksanya jatuh dari Widura, Menuju Malam yang yang tak Lepas. Kandarpa di balik sekam.
Sebuah Puisi – Mandragini
Pernah sekali, Di batas terakhir Pranama, Kau sematkan berduwin pada kedua Mataku, Berputar mengelilingi lupa, Dan kau sabdakan Rasmi di telinga ini. Juwawahmu menawarkan Huraga berpeluk dan bergaul Dengan jalan berbunyi, Serta Prana dalam satu waktu. Tamisra mengelilingi kita, Hilang di bawah akar, Mandragini.
Sebuah Puisi – Chérie.
Api Kehancuran, Chérie. Melahap binatang – binatang yang sering kau sebut “Polisi.” Harusnya, memang demikianlah keadaan. Sehingga wajah mereka bahkan tidak dapat dikenali Neraka. Perjalananmu kosong, Kau sebut kau benci Polisi, Namun Tentara kau Kulum di balik Kelambu. Ingat ini, Chérie. Jiwamu sekarat, Sebab api sudah rindu. Tubuhmu kian membiru, Sebab kini kau… Continue reading Sebuah Puisi – Chérie.
Sebuah Puisi – Sembilan
Di ujung hari itu, Kudapati diriku terbakar di atas saktimu. Kegilaan menghanyutkan rupa Dhanya, Di tengah sahut malam jam sembilan rupa Mandala. Aku Menolak Ada, Dan Ada, tidaklah dalam Daku. Langit membentuk Sima, Sepuluh Mantra, Sembilan langkah, Satu. Sangsaka menjerumuskanku pada Samudera Kekosongan.